Tahu = Tidak tahu


Judul tulisan ini tentu akan dibantah oleh banyak orang, terlebih pada awam yang menganggap bahwa hal ini sangat absurd dalam lautan sains modern.
tulisan ini merupakan hasil diskusi kecil oleh manusia-manusia kerdil yang baru mengenal cara menggunakan kacamata dunia.

Kami mulai masuk menalar persoalan agama fundamentalis dan liberal melalui fakta dan opini yang berkembang, membedah motif ormas Islam dan menelaah doktrin ajarannya, mencermati secara kritis konsep trinitas dalam teologi Kristiani, sampai pada bahasan reinkarnasi yang populer dalam ajaran Budha. dengan sedikit referensi dalam pustaka berfikir, kami melabuhkan akal dalam lautan ilmu yang tak bertepi.
waktu? hal yang kami anggap absurd yang disimbolkan dengan detik, menit, dan jam.
kami tak menghiraukannya sama sekali, kami telah jauh berlabuh mengarungi samudera akal.

Dengan pantang menjatuhkan sauh, kami meneruskan dan masuk kedalam korelasi tradisi dengan agama. Manifestasi tradisi tergambar secara jelas dalam agama, kami sama sekali tidak mengerti apakah itu merupakan animisme atau bukan, penghargaan terhadap nenek moyang masih terlihat dalam bentuk upacara sakral, seserahan, dan persembahan makanan. Orang dulu penuh dengan misteri dan teka-teki, mitos dan hal-hal yang disebut dengan istilah pamali sangat pantang untuk dilakukan. Kami hanya prihatin, tradisi kadang menjerat manusia-manusia, mengurung kemerdekaan yang diberikan Tuhan.

Selesai membahas tradisi versus agama, kami berpindah membicarakan website dengan content-content syiar agama, yang kami menyebutnya doktrin media. Klaim dari para taat agama dengan tegas bahwa banyak content di internet yang merusak aqidah, tapi kami heran mengapa masih menggunakan internet? bukankah mereka mengatakan merusak aqidah? Kami tahu bahwa tidak ada pengaruh dalam mengomentari aliran-aliran mereka, kami berkesimpulan tentang ini bahwa hidup memang soal sudut pandang, atau persoalan kacamata dunia.

Lepaslah kacamata tradisimu yang membatasi pandanganmu, lihatlah dunia secara universal, gunakan kacamata secara bergantian dalam menjawab berbagai macam pertanyaan dalam benakmu. Namun jangan pernah menyerah, karena jika terungkap satu jawaban atas pertanyaan yang sulit, maka akan muncul beribu macam pertanyaan berikutnya. Kau tahu satu hal kemudian kau menemukan dirimu dalam jurang ketidaktahuan.
Tahu = Tidak tahu
Seperti kata Socrates, bahwa satu-satunya yang kuketahui adalah saya dalam keadaan tidak tahu.



Dikutip dari dskusi dengan saudara saya Sultan Achriansyah Utama