Belajar Logika (2) Formal, Material, Induksi dan Deduksi
Logika, seperti telah kita bahas dalam uraian sebelumnya, memiliki
materi yang sederhana tapi juga mendasar. Walaupun telaah lanjutannya
dapat menghasilkan suatu pengkajian yang super sulit bin sukar, tapi
kita sebenarnya tidak membutuhkan model kajian yang serupa itu. Kalau
dapat dibuat mudah, kenapa tidak? Ini yang akan kita pelajari dalam
pembahasan kali ini. Supaya hal ini terlaksana, kita akan bahas kasus
yang dialami oleh kita dalam kehidupan sehari-hari.
Misalnya kita punya kasus seperti ini:
Suatu
saat, ia mengeluh karena merasa capai dengan semua pekerjaannya itu. Ia
mengeluh pada istrinya. Kata Aslam, "Bu, coba aku sekolahnya bisa
sampai tamat SD. Atau, kayak Samir itu lho! Sarjana, punya titel, kerja
kantoran, gak kepanasan, juga dapat gaji tiap bulan. Gak kayak aku ini.
Sehari-hari ya cuma dapat pas-pasan. Kadang cukup, kadang nggak."
Istrinya menjawab: "Ya sudah. Bapak terima nasib aja. Yang penting,
anak-anak kita ga kayak bapaknya."
Sekarang, coba analisis kasus
di atas dengan menggunakan logika. Jawaban seperti apa yang bisa
dihasilkan oleh Logika atas kasus di atas?
Satu-satunya jawaban yang dapat diberikan oleh Logika Formal untuk kasus di atas adalah bahwa dalam kasus ini Aslam menggunakan pola pikir Induktif.
Kenapa demikian? Ini karena Aslam menyimpulkan sesuatunya berdasarkan
pada banyak pekerjaan yang ia lakukan. Akan tetapi, kalau menggunakan
format Logika Material, kasus
di atas menyimpan masalah tentang fakta yang tak diungkapkan. Misalnya,
apakah ketika panen padi Aslam tidak dibantu oleh satu orang pun?
Berapakah luas sawah yang digarap oleh Aslam sehingga ia dapat
melaksanakan semua pekerjaannya itu sendirian?
Nah, dengan
jawaban ini kita sudah masuk dalam pembahasan istilah baru dari kajian
Logika. Mungkin Anda sudah menangkap maksudnya.
Logika Formal dan Logika
Material adalah salah satu model dari pembagian Logika. Formal di sini
dimaksud sebagai suatu pengertian yang mengacu pada bentuk baku yang
telah ditetapkan untuk suatu hal berdasarkan kaidah-kaidah logika.
Sedangkan Material, ini dimengerti sebagai isi dari suatu hal yang dapat
dibuktikan atau dapat diverifikasi (diuji) kesahihannya berdasarkan
pada kenyataannya di dunia. Bingung?
Contoh di bawah ini akan lebih menjelaskan.
(Contoh 1)
Misal, kita punya dua pernyataan:
(1) Semua manusia itu akan mati
(2) Aslam itu manusia
Kesimpulannya akan menjadi:
(3) Aslam itu akan mati
Contoh di atas ini merupakan suatu pola pikir Deduktif
yang lolos dari ujian Logika Formal maupun Material. Kenapa? Ini karena
tiga pernyataan di atas sudah memenuhi syarat baku dalam kaidah Formal,
maupun benar secara isi seperti yang dikehendaki dalam syarat Material.
Berikut kaidah Formal dalam logika yang dimaksud.
(1.1) A is B
(2.1) C is A
------------
(3.1) C is B
Keterangan:
Pernyataan 1.1 disebut dengan Premis Mayor (Pernyataan Umum).
Pernyataan 2.1 disebut dengan Premis Minor (Pernyataan Khusus).
Pernyataan 3.1 disebut dengan Konklusi (Kesimpulan).
Kata "is" ini disebut dengan Kopula (atau mirip dengan lambang "=" dalam Matematika).
Kata "itu", "ini", atau "adalah" biasa digunakan sebagai Kopula untuk pernyataan logis dalam bahasa Indonesia.
Terus bagaimana dengan syarat Materialnya? Bagaimana penjelasannya?
Kita berikan satu contoh lagi di bawah ini agar dapat Anda bandingkan.
(Contoh 2)
(1.2) Semua manusia itu berumur panjang
(2.2) Aslam itu manusia
--------------------------------------------
(3.2) Aslam itu berumur panjang
Pada
contoh terakhir, walaupun sudah memenuhi syarat sesuai dengan kaidah
Formal di atas, kita bisa mengetahui bahwa kesimpulannya keliru. Contoh 2
ini menyimpulkan bahwa Aslam itu akan memiliki umur yang panjang.
Padahal, mungkin saja kalau Aslam ini berumur pendek. Jadi, untuk contoh
2, kita dapat mengatakan bahwa contoh ini valid/sahih secara formal
tetapi keliru secara material.
Terakhir, mungkin Anda masih
penasaran dengan dua istilah ini, yaitu: Induktif dan Deduktif. Untuk
istilah Deduktif, saya sudah berikan contohnya dalam contoh 1. Begitulah
yang disebut pola pikir Deduktif. Sedangkan untuk Induktif, inilah
contohnya:
(Contoh 3)
(1.3) Aslam itu akan mati
(2.3) Aslam itu manusia
------------------------------------
(3.3) Semua manusia itu akan mati
Jadi,
Anda bisa bandingkan contoh 1 dan contoh 3 ini. Semua pernyataannya
sama persis. Hanya saja, dalam contoh 1, pernyataan 3.3 ada dan berlaku
sebagai Premis Mayor. Sedangkan pada contoh di sini, pernyataan tersebut
malah menjadi Konklusi.
0 komentar:
Post a Comment